Besok, 25 April 2013, kabupaten tercinta dimana sudah 27
tahun saya tinggal akan melaksanakan pilkada. Memilih bupati baru untuk
memimpin dan memajukan kabupaten tanah laut 5 tahun kedepan. Adalah 4 pasang
calon yang akan bertarung habis-habisan untuk menjadi orang nomer satu di
kabupaten ini. Habis-habisan dalam artian habis dalam hal tenaga, pikiran dan
materi juga pastinya. Karena memang di dunia ini tidak ada yang cuma-cuma.
Apa-apa tentu butuh biaya. Hehehe..
Kampanye pun sudah dilaksanakan dari masing-masing calon.
Dari ustadz ternama sampai raja dangdut yang udah melegenda turut memeriahkan
suasana kampanye dari masing-masing pasangan calon. Dari panas mendera sampai
hujan yang cetar membahana semuanya maju teruuuss. Menarik simpati dan dukungan
sebanyak-banyaknya, berharap entar lolos dan menajadi the winner di pilkada.
dan akhirnya sedikit banyaknya para pasangan calon pun mulia lebih dikenal
masyarakat, baik secara profil pribadi sampai visi dan misi masing-masing
pasangan calon.
Sebagai insan yang merhatiin sana dan sini, menangkap dari
pandangan orang-orang juga, memang ada dua pasangan calon yang cukup terdepan.
Punya pendukung yang cukup, cukup apa ya, setia atau fanatik lah istilahnya.
Meski ya nggak begitu-begitu amat juga sih.. Sangat cetar membahana di masa
kampanye. Bersaing ketat. Membuat para calon pemilih agak bimbang. Singkat
cerita, kampanye berakhir dan salah satu organisasi mengadakan acara debat yang
mengundang semua pasangan calon. Mengagetkan, ternyata yang berkenan hadir cuma
satu pasangan calon. Padahal acaranya juga bela-belain diliput televisi lokal.
Menghadirkan panelis dan mc yang oke. Tapi yang terjadi malah nggak sesuai
harapan. Disini pun akhirnya membuat masyarakat bertanya-tanya, ada apa ini?
Momen yang pas buat memantapkan visi misi ke masyarakat nyatanya cuma jadi
ajang mengutarakan pendapat satu pasangan calon saja. Masyarakat yang
sebelumnya udah coba milih-milih keputusan akhirnya banyak yang ragu lagi deh.
Sebenarnya pengen milih yang satu, tapi melihat keadaan malah jadi ragu dan
jadi ingin memilih yang lain. Adapula yang malah ancang-ancang memilih jadi
golput karena merasa tidak sreg jadinya sama semua pasangan calon. Hmm.. salah
siapa coba?
Besok udah hari final. Para pasangan calon udah pasrah
begitu saja? Ooo tidak. Kampanye udah stop sekarang ada lagi yang bicara. Apa
coba? Yaa.. d-u-i-t. Masyarakat jadi heboh karena isu imbalan sejumlah uang
tertentu bila memilih pasangan calon tertentu. Sebagian emang benar adanya
juga. Tak dapat disangkal. Tak ada pemilihan yang tidak diwarnai uang. Siapa
yang peduli sekarang. Malah ada yang sengaja cari-cari bayaran, katanya mau deh
memilih kalo dibayar. Yang lain dapat duit masa kita-kita nihil? Hehehe.. Bukan
rahasia lagi lah kalo urusan yang kayak
gitu.
Tapi biar bagaimanapun, pilkada kali ini tetap harus
masyarakat sukseskan. Pilih yang kira-kira mengerti nanti sama posisi
jabatannya. Intelek semua kok yang nyalon itu. Yang penting tetap konsisten
sama visi dan misi yang sudah digembor-gemborkan sebelumnya. Memajukan daerah
kita di segala aspek. Kan buat kenyamanan masyarakat bersama juga. Stop
berpikiran “Ah, yang tukang ojek ya tetep aja nanti jadi tukang ojek.” Lah,
emang mau jadi bupati semua apa? Tetep fokus aja lah pada apa yang jadi jalan
rejeki masing-masing. Trus banyak sedekah buat yang mau rejekinya nambah :)
Semoga pilkada kali ini sukses, lancar, aman dan nantinya terpilih kepala
daerah yang sesuai harapan. Amin.