Minggu, 13 September 2009

Semangat di Sepuluh Hari Terakhir

Hmm... lama ga nulis postingan hehe... Sebenarnya bukan malas, tapi kurang semangat aja. Ga tau juga bawaannya lemes melulu, loyo. Dan sebenarnya ada beberapa draft yang belum selesai sebelum tulisan ini. Tapi yaa karena penyakit malas tadi tulisannya jadi ga selesai-selesai. Dan parahnya, rencana menyelesaikan draft saya tadi entar habis lebaran *parah abis* =D

Dan bulan ramadhan sudah memasuki sepuluh hari terakhir. Yang mana oleh para ustadz di mesjid di sisa harinya ini dihimbau banget buat para muslim yang berpuasa untuk meningkatkan ibadah yang sebaik-baiknya karena jika diibaratkan suatu diskon belanja maka di sepuluh hari terakhir inilah diskonnya yang gede-gedean. Amal ibadah kita berlipat ganda jadinya. Sehingga sungguh disayangkan jika di sepuluh hari terakhir ini orang-orang malah pada malas taraweh. Pahala didiskon eh para jamaah mesjid juga pada mendiskonkan diri buat sholat berjamaah. Ga tanggun-tanggung, diskon mereka bisa lebih dari 50%. Ga heran separo mesjid pada melompong dan bisa dipakai anak-anak buat lari-larian. Oh ya, kenapa saya tadi bilang diskon ini berlaku buat umat muslim yang berpuasa? karena pada kenyataannya memang banyak umat muslim yang ga puasa. Banyak ditemui orang-orang kaya gini. jika puasa bolong sehari masih bisa diterima, ini malah puasa sehari tapi bolongnya sampai sekarang. Gimana mau diberi pahala berlipat ganda kalau begini. Ya ngga? Parah dah orang kayak gini. Parah jilid dua =D

Dan salah satu hal yang bikin tambah semangat disepuluh hari terakhir adalah adanya malam dimana amal ibadah kita dilipatgandakan setara dengan beribadah selama seribu bulan. Atau yang biasa umat muslim kenal dengan malam lailatul qadar. Wuiih... Malam seribu bulan bro! Atau kalo dihitung-hitung sama dengan 83 tahun 4 bulan. Buat yang penggemar ibadah tentu ga mau menyia-nyiakan kesempatan ini. 83 tahun tentu sebuah nilai ibadah yang sangat besar. Misalkan kita diberi umur segitu pun belum tentu kita bisa melakukan ibadah terus menerus selama 83 tahun berturut-turut. Ya ngga? kesempatan besar yang hanya terjadi setahun sekali. Itupun hanya dibulan ramadhan. Nah, bagaimana dengan saya sendiri? Mumpung ada kesempatan saya jadi tertarik juga ngikutin perburuan malam lailatul qadar. Caranya saya ikutan sholat lail berjamaah di mesjid yang dimulai pada malam dua puluh satu ramadhan kemarin. Tengah malam sekitar pukul satu dini hari harus bangun. Alarm hapepun disetting biar bunyi jam segitu. Bersiap dengan mandi terlebih dahulu. Dingin ga masalah karena kata ustadz kalau mau beribadah baiknya kita dalam keadaan yang benar-benar bersih. Suci gitu lah. Saya ya nurut aja. Habis mandi dan ganti baju sayapun cabut ke mesjid karena jam setengah dua sembahyang dimulai. Dan jujur saja, ini yang pertama kalinya saya ikutan yang beginian. Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya saya cuma mengerjakannya secara sendiri. Itupun kalau malamnya kebangun. Dan belum tentu setiap malam. Alhamdulillah di tahun ini bisa. Bersemangat karena berjamaah sholatnya. Memang benar, berbuat baik jadi lebih baik bila dikerjakan bersama-sama. Di mesjid suasananya pun beda. karena tengah malam sholatnya pun dikerjakan dengan agak-agak nyepi. Ga pakai pengeras suara juga. karena kasian buat orang lain yang tidur dirumah kalau terganggu. Sholatnya pun dalam gelap-gelapan karena segala penerangan mesjid dimatikan. Fungsinya biar sholatnya khusyu, dan memang benar sayapun merasakan begitu. Dan mungkin juga biar sholatnya berkesan ekslusif hehe... Dan keekslusifannya juga dalam hal jamaah. Yang datang pada tengah malam itu orangnya sedikit. Yang datang juga para ustadz terkemuka juga orang-orang tua dedengkot ibadah. Yang muda-muda seperti saya juga anak-anak umatnya bisa dihitung dengan kalkulator manual alias dengan tangan hehehe... Tapi ga apa lah. Yang penting niat didalam hati masing-masing. Mendapatkan ridho dan berkah itu yang utama. Bukan masalah tua mudanya. Ya ngga?

Dan sebenarnya malam lailatul qadar itu sebenarnya malam yang seperti apa sih? Apakah malamnya ada sesuatu yang spesial atau ajaib? Nah, saya mencoba merangkum dari hasil ceramahnya ustadz-ustadz di mesjid tentang malam seribu bulan ini. Apa dan bagaimana? Saya coba tulis dengan sedikit pengetahuan saya. Dan malam lailatul qadar itu adalah malam dimana amal ibadah kita dilipatgandakan hingga sama seperti beramal ibadah selama seribu bulan. Malam ini diyakini datang di sepuluh malam hari terakhir di bulan ramadhan dan khususnya di malam hitungan ganjil seperti malam ke 21, 23 dst. Dan yang mendapatkan malam ini pun tidaklah semua orang yang berpuasa. Tetapi orang yang benar-benar melakukan amal ibadah yang sungguh-sungguh dan yang mendekatkan diri sepenuhnya pada Allah SWT. Caranya tentu dengan melakukan ibadah plus misalkan tadarus, memperbanyak sholat sunat, i'tikaf (berdiam diri) di mesjid dengan tujuan ibadah dll. Dan orang yang mendapatkan lailatul qadar menurut penuturan ustadz bisa terjadi dengan dua cara. Secara tampak atau nyata, bisa juga secara tidak tampak. Nah, kalau yang tampak, orang yang mendapatkan lailatul qadar itu bisa jadi dia melihat sesuatu yang luar biasa. Something strange and something amazing. Seperti apa? Wah saya ngga tau juga. karena ini biasanya dirahasiakan orang yang mendapatkannya guna menghindari kalau-kalau menimbulkan sifat riya atau pamer. Dan yang tidak tampak, menurut ustadz, orang yang mendapatkannya tiba-tiba merasa mempunyai kontrol diri yang kuat sehingga terhindar dari perbuatan maksiat dan merasa lebih dekat dengan Allah. Pada intinya orang yang bersangkutan itulah yang benar-benar merasakan apakah dia mendapatkan lailatul qadar atau tidaknya. Lalu apa yang diperbuat setelah mendapatkan lailatul qadar itu? Ya... terserah. Dia sudah mempunyai kemustajaban dalam berdoa. Artinya doanya itu besar kemungkinannya cepat terkabul. Mau jadi orang kaya juga bisa. Dan memang ada orang yang dapat lailatul qadar yang tiba-tiba kaya mendadak. Ini memang terjadi. Ya... kurang lebih sama dengan kasus ponari lah. Tapi orang-orang yang memang benar-benar ahli ibadah kayaknya sudah ga terlalu peduli dengan yang berbau duniawi. Jadi ga semuanya juga yang jadi kaya mendadak. Bagaimana dengan saya sendiri? Saya tidak terlalu mengharapkan. Yang penting saya sudah melakukan yang terbaik dan segalanya saya serahkan pada Yang Kuasa mudahan saya juga diberikan yang terbaik juga. Kurang lebih begitulah harapan saya.

2 komentar:

  1. kurang beberapa hari lagi kan? tetap semangat ya buat anda yang berpuasa :-)

    BalasHapus
  2. @wira
    yup. semangat terus. alhamdulillah puasa saya belum cacat satu jua pun =)

    BalasHapus

Monggo ya dikasih komentar. Telat reply jangan marah :)