Rabu, 28 Oktober 2009

Ketika PNS Menjadi Pilihan Terbaik


Beberapa hari ini sedang rame-ramenya para pemburu pekerjaan memadati kantor Badan Kepegawaian. Ada apa? Karena sampai tanggal 4 november nanti sudah dibuka pendaftaran untuk calon pegawai negeri sipil atau disingkat CPNS. Dana dari hari jumat kemarin para pemburu udah berbondong-bondong berkerumun didepan kantor BKD buat membaca persyaratan dan melihat formasi apa saja yang bisa dilamar. Sebagian senang karena ada yang sesuai dengan pendidikannya ada pula yang harus gigit jari karena pendidikan terakhir dia tidak tercantum di formasinya. Solusinya adalah bersabar nunggu tahun depan, itupun kalau ada penerimaan CPNS lagi, atau berusaha mencari info kalau-kalau formasinya ada di kabupaten lain. Yang jelas jangan langsung kecewa dulu, karena biasanya memang dari satu daerah dengan daerah tidak sama. Intinya jangan menyerah :)

Menurut pengamatanku, antusiasme pendaftar cukup tinggi. Dari daerah sendiri sampai daerah yang lain lumayan banyak yang mau ikutan mendaftar. Tentunya mereka melihat peluang dari seberapa banyaknya formasi yang dibutuhkan. Ga heran banyak pendaftar yang memilih mendaftar didaerah yang lain karena ditempatnya sendiri jumlah pelamar yang diterima hanya satu dua orang saja. Bila ada daerah lain yang malah menerima sampai puluhan orang mereka biasanya memilih disitu. Rela pergi ketempat yang jauh demi peluang yang lebih besar.

Setelah mencoba sedikit mengamati aku pun merasa ga heran mengapa pendaftar didaerah ku cukup membludak. Karena pekerjaan sebagai pegawai negeri untuk sekarang jauh lebih baik buat mereka. Mereka yang tinggal di daerahku khususnya. Aku tinggal di kabupaten Tanah laut, paling selatan di propinsi Kalimantan Selatan. Tempatku lumayan kaya akan hasil tambang macam emas, batu bara dan bijih besi. Beberapa tahun yang lalu memang lapangan kerja disini cukup luas. Banyak perusahaan yang buka disini, tentunya menggali sumber daya alamnya. Dan tentunya banyak tenaga kerja yang diperlukan. Baik dari dalam maupun luar daerah tanah laut pun berdatangan. Cukup rame pada saat itu. Orang bilang cari duit pun serasa mudah, banyak orang yang berani mengambil truk secara kreditan dan dikerjakan buat ngangkut hasil tambang. Mereka berani karena pada saat itu memang penghasilannya sangat menjanjikan. Itu dulu, lalu bagaimana denga sekarang. Setelah bertahun-tahun sumber daya alam pun menipis. Satu persatu perusahaan mulai melakukan pengerempengan karyawan. Bahkan mendengar isu yang beredar, salah satu perusahaan tambang terbesar di daerah ini akan tutup dalam hanya dua atau tiga tahun terakhir. Dan kabar yang paling terbaru yang aku dengar, ada perusahaan yang memPHK 60 dari 100 karyawannya. Cukup ironis. Yang kasian adalah para karyawan yang tinggal diluar daerah misalnya di pulau jawa. Mau ga mau mereka harus pulang ke kampong halaman. Karena perlu duit banyak, ga sedikit yang menjual harta benda. Teman ibuku pun ada yang membeli laptop yang cukup baru dari salah satu dari mereka yang di PHK dengan harga yang sangat miring. Ya mau bagaimana lagi karena memang perlu duit banyak. Dan melihati kondisi yang beginilah banyak para karyawan yang mulai melirik untuk bekerja dipemerintahan. Bekerja sebagai PNS yang mereka bilang duitnya sedikit malah sekarang jadi tujuan. Bahkan ada perusahaan yang mengerahkan karyawannya secara massal (meski ga dalam jumlah yang banyak juga) untuk ikutan mendaftar menjadi CPNS. Perusahaan sendiri yang memodali mereka buat beli perlengkapan macam map, fotokopi dll. Kok kamu bisa tahu? Ya iyalah tahu. Sehari-hari saya memang berdekatan dengan orang-orang macam ini. Dan kalau boleh dinilai, menurut aku ini ironis.

Nah, itu tadi pengamatan saya yang pertama. Pengamatan yang kedua menurut saya adalah para sarjono dan sarjonowati yang membludak. Tau kan maksudnya sarjono? Mengapa membludak? Karena sekarang proses kuliah cukup mudah. Hanya dengan kuliah sabtu minggu dan dengan jangka waktu yang sama dengan kuliah biasa seseorang bisa saja menyandang title sarjana dengan amat cepat. Boleh dikatakan secara tiba-tiba. Karena aku ada punya pengalaman, kaget dengan seseorang yang aku kutahu dia kerja tiap hari sibuk melulu dengan urusan ini itu tapi kok tiba-tiba dia sudah jadi sarjana. Kapan kuliahnya?! Dan aku tahu betul orangnya gimana. Jadi gimana aku ga aneh :) Nah, dari para sarjono ini ternyata sedikit sekali yang bisa membuka lapangan kerja. Banyak dari mereka seakan sudah terprogram begini, kuliah-lulus-jadi PNS-kuliah-lulus-jadi PNS. Disaat mereka ga diterima mereka bahkan menunggu di tahun-tahun berikutnya. Ironis jilid 2 menurut saya ini judulnya. Tapi yaa…ga bisa disalahkan sih. Jika menjadi pegawai merupakan yang terbaik bagi mereka tentunya hak mereka untuk memilih itu :) Karena jadi pegawai dianggap dianggap enak. Sampai tua pun tetap digaji. Ga ada PHK, kecuali bikin ulah sendiri hingga dipecat.

Saran dan kesimpulannya, aku maunya ada sesuatu terobosan lah dari para insan-insan yang terdidik ini untuk membuat suatu hal yang baru. Jangan terpaku pada pola yang baku. Kalau perlu ciptain lapangan kerja sendiri gitu deh syukur-syukur bisa bantu yang lain juga. Cuma menyarankan aja sih. Ngomong sih enak ya? Ngerjainnya yang susah hehehe… Buat yang ikut mendaftar CPNS mudahan mendapatkan hasil yang terbaik aja deh. Kalau diterima ya Alhamdulillah, kalau masih gagal yaaa jangan putus asa. Jangan sampai merasa diri tak berguna lalu menyalahkan diri mengapa begini mengapa begitu, mengapa dulu ga seperti ini mengapa dulu ga seperti itu. Ilmu yang didapat bisa dimanfaatkan kok. Gimana memanfaatkannya tergantung pada diri masing-masing. ya ga?

2 komentar:

  1. jadi PNS memang pekerjaan idaman

    BalasHapus
  2. @wira
    Yah, begitulah. Mungkin sering2 aja pemerintah buka lowongan ini, biar ga banyak pengangguran terdidik :D

    BalasHapus

Monggo ya dikasih komentar. Telat reply jangan marah :)