Senin, 23 Februari 2009

Anak-Anak yang Gagal Kabur dari Rumah

Sekitar seminggu yang lalu, aku lagi iseng aja mutar-mutar keliling ngukur jalanan sama teman. Hitung-hitung buat penyegaran pikiran, sekalian mau buang-buang bensin mumpung harga bensin lagi murah (wuih, gaya!) hehe. Biasalah, anak muda! Suka banget sama hal-hal yang manfaatnya kurang jelas kayak tadi. Tapi kalau ga ikutan malah nantinya ga mau bersosialisasi lagi. Jadi, sekalian santai ga salahnya ikutan mutar-mutar =)

Puas keliling-keliling. Ya udah, pulang kerumah masing-masing rencananya. Padahal aku tau aja, temen yang lain pasti ngerasa sesuatu yang tak mengenakan perut. Lapar! Tapi aku sendiri ga berani ngajak makan bareng. Karena sudah bisa ditebak dan sudah jadi kebiasaan. Siapa yang ngajak makan kemungkinan yang ngajak itu disuruh nraktir. Ga asyik banget kan. Bolehlah kalo punya uang sangat berlebih. Tapi kalau pas-pasan mendingan ga usah. Bisa jadi isi dompet malah kena bencana longsor hahaha. Karena udah habis jalan yang mau diukur maka bubarlah anak-anak pengukur jalan =)

Pulangnya, saat itu sekitar pukul setengah sebelas malam. Tapi aku juga ga pengen cepat sampai pulang kerumah. Jadi mengendarai sepeda motornya pelan-pelan aja. Lumayan pelannya. Ya, ngelibas tiga buah truk gitu dah. Truk yang diam tapinya hehehe.
Jalanan sudah lumayan sepi. Tiba-tiba ada yang me-nepuktangan-i aku. Celingak-celinguk mencari arah datangnya suara ternyata dari belakang. Pas ditengok, ada dua orang anak, laki-laki, yang manggil-manggil minta tolong.
"Woi, Kak! Tolongin!"
Gitu lah kira-kira katanya hehe. Trus aku mikir, jam segini ada yang minta tolong? Agak ragu juga sih. Maklum, akhir-akhir ini jadi sering parno. Mungkin gara-gara keseringan melihat berita kriminal kali hehe. Tapi dalam hati merasa kasian juga. Udah malam, mereka juga anak-anak. Jadi dengan ketulusan hati akhirnya aku mutar balik ke tempat anak-anak yang manggil tadi.
Dan apa gerangan yang terjadi?
Ternyata eh ternyata, anak-anak ini dapet masalah yang serius yang susah ditangani bila hari sudah malam kayak gini. Rantai motor putus!
Betul kan? Udah hampir tengah malam mana ada bengkel yang buka. Mending kalo bisa nyervis sendiri. Tapi kalau anak-anak mana bisa?

Kutebak-tebak mereka berdua kira-kira kelas 3 SMP. Seumuran aja kayaknya keduanya. Kulihat anak yang satu bawa ransel yang penuh isi. Entah apaan. Pas kutanya mau kemana. Jawaban mereka ga jelas. Mereka menyebut kesuatu tempat yang lumayan jauhnya. Trus kutanya lagi aku harus nolong apa. Kalau minta tolong minta carikan bengkel tentu saja ga bisa. Dan akhirnya anak-anak tadi minta antarkan pulang aja. Kutanya lagi pulangnya kemana. Mereka menyebut nama jalan yang agak jauh juga. Tapi karena kasian ya udah tolongin aja.

Anak yang satu menaiki motor yang rantainya lepas tadi. Sementara yang satunya ikut aku, dia juga yang 'menyeret' temannya. Jadi jalannya gandengan gitu. Selama dijalan, ni anak saling menyalahkan satu sama lain. Yang satu bilang sial lah. Dan yang satunya lagi malah balik nuduh bahwa dia yang sial. Dan ngomong-ngomong entah apaan. Dari mendengar obrolan mereka berdua akhirnya aku berkesimpulan ini anak berdua rupanya mau kabur dari rumah. Hahai, pantasan bawa ransel segala!

Sebelum sampai dijalan yang dimaksud ternyata anak-anak itu sudah nyuruh belok. Hah payah, ni anak bohong. Katanya di jalan itu, ternyata malah belok kejalan yang lain. Tapi aku ga ambil pusing. Yang penting udah mengantarkan sampai kerumah.
Dan akhirnya dengan susah payah, emang susah loh ya mengendarai motor sambil gandengan, sampai juga dirumah mereka. Disana ternyata itu anak sudah ditungguin ama keluarganya.
Yah, emang mau kabur rupanya itu anak-anak. Sampai dirumahnya, ga sampai rumah juga sih, agak jauhan dikit, dan anak-anak tadi ngucapin terimakasih aku langsung kaboorr! Malas banget entar ditanyain ama keluarganya hehehe

Pulang menuju rumah, aku jadi geleng-geleng kepala sama senyum-senyum sendiri. Mikir, anak sekarang aneh-aneh. Hanya karena hal-hal kecil seujung jari, langsung aja bawaannya mau kabur. Mau lari. Pikirnya keren kalo bisa kabur. Apa karena nyontoh sinetron-sinetron di tivi yach? Yang biasanya kabur dari rumah, malam-malam diguyur hujan pula, dramatis dan menyentuh geto hehe
Padahal kabur-kabur gitu kan bahaya. Bayangin, untung tadi ketemu orang yang baik kayak aku (wkwkwk...=), coba tadi ada yang nolong tapi niat jahat, bisa dirampok tu sepeda motor. Syeram kan?
Belum lagi seandainya tadi ga ada yang nolong, bisa pulang jalan kaki sambil nyeret sepeda motor hwaaa...
Makanya, sekarang ni nurut aja deh sama orang tua. Kalo masih minta duit sama orang tua jangan macam-macam =D
Karena percaya deh, apa yang terbaik buat kita orang tua pasti tahu. Kalaupun jadi marah-marah ataupun hal lainnya yang ga berkenan itu mungkin salah kita juga. Ya ga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo ya dikasih komentar. Telat reply jangan marah :)